Oleh : Giacinta Hanna
 h/tanah+retak.jpg”>

Pada mulanya Tuhan menciptakan alam semesta untuk kesejahteraan manusia. Dan diharapkan manusia mampu memelihara ciptaanNya. Menjaga unsur biotik (unsur yang hidup) seperti manusia itu sendiri, tumbuhan, hewan dan unsur abiotik (tidak hidup) yaitu tanah, udara, air, temperatur.

Awalnya semua dalam keadaan baik. Ada saling ketergantungan di dalam ekosistem masing-masing seperti ekosistem hutan, ekosistem pantai, ekosistem danau, dan lain-lain. Interaksi antara manusia dengan lingkungan sekitarnya berjalan seimbang. Rantai makanan berjalan normal karena salah satu konsumen ataupun produsen tidak terganggu kehidupannya. Habitat beserta unsur-unsurnya juga masih baik.

Namun manusia seringkali tergelincir kedalam tindakan yang jauh dari kehendakNya dan lebih mementingkan diri sendiri dan harta duniawi. Akhirnya sumber kekayaan alam yang berlimpah ini mulai rusak akibat segelintir orang yang serakah.

Salah satunya adalah mengeruk sumber kekayaan hutan baik itu berupa pohon keras, binatang, barang tambang didalam tanah maupun perambahan hutan untuk perkebunan. Akhirnya terjadi ketidakseimbangan ekosistem hutan yang berpengaruh bagi kehidupan disekitarnya.

Tanah menjadi tandus dan terpapar. Sebagian tanah tersebut mungkin ditanami dengan tanaman bidudaya baru. Namun tanah itu biasanya hanya mendukung pertumbuhan tanaman hingga beberapa kali panen, kemudian kehabisan zat hara.

Di musim hujan bisa mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Tanah tercuci dan larut menuju sungai dan terjadilah pendangkalan sungai. Tanpa akar pohon yang mengikat lapisan tanah, air hujan dengan cepat menghanyutkan massa tanah.

Ketika matahari bersinar terik di tengah musim kemarau, tanah yang telah terkikis dan terpapar akan terpanggang sampai mengeras dan retak-retak sehingga tidak dapat digunakan untuk bertani atau sebagai tempat hidup hewan dan tumbuhan.

Keadaan ini mengakibatkan krisis pangan dan memberikan konsekuensi ekonomi serius pada wilayah yang terkena juga kepada masyarakat karena harus mengimpor bahan makanan pokok yang harganya jauh diatas harga lokal.

Marilah mulai sekarang dengan kerendahan hati kita membuka diri dan introspeksi diri dihadapan Tuhan. Kita berusaha merubah sikap-sikap yang tidak berkenan bagiNya dan memupuk sikap yang positif dan penuh tanggung jawab. Sebelum bertindak sebaiknya kita mempertimbangkan dampaknya bagi kesejahteraan mahluk hidup lainnya dan juga kelestarian alam.